Cermin



Bercermin sudah menjadi sebuah rutinitas yang selalu dilakukan oleh hampir semua orang setiap harinya. Bahkan bagi sebagian orang, cermin sudah menjadi barang yang wajib selalu ada di tas mereka. Karena melalui alat ini kita bisa menilai penampilan luar kita apakah sudah gaya ataukah masih ada riasan yang kurang.

Saat ini cermin biasanya terbuat dari kaca dengan sisi belakangnya yang dilapisi cat logam, bisa alumunium atau campuran raksa dan timah. Sehingga cahaya yang datang pada kaca dipantulkan oleh caat logam pada sisi belakang cermin tersebut. Tapi sebelum sampai pada bentuknya yang seperti sekarang ini, cermin ternyata sudah mengalami beberapa perubahan mulai dari bentuk sampai bahan baku pembuatnya.

Cermin tertua yang pernah ditemukan oleh manusia adalah sebuah cermin obsidan yang ditemukan di Anatolia, Turki. Para ahli sejarah memperkirakan cermin ini sudah ada sejak 6000 tahun SM dan terbuat dari kepingan batu mengkilap yang terbentuk secara alami. Selain itu pernah juga ditemukan cermin serupa yang terbuat dari tembaga di Mesopotamia pada 4000 tahun SM dan di Mesir sekitar 3000 tahun SM. Sedangkan di Cina, pernah ditemukan sebuah cermin yang terbuat dari perunggu yang konon sudah ada sejak 2000 tahun SM.

Hampir sama dengan di Cina, orang-orang di zaman Romawi dan Abad Pertengahan di Eropa ternyata sudah menggunakan lempengan logam perunggu, perak dan timah sebagai cerminnya. Karena saking halusnya logam ini mampu memantulkan sinar dari permukaannya. 

Evolusi cermin kemudian berubah pada abad ke-12, dimana para pandai kaca di Vanesia mulai mencampurkan logam timah dan air raksa yang dijadikan sebagai lembar pantul untuk sebuah kaca silinder yang diasah. Hasilnya kaca ini sudah bisa memantulkan bayangan seperti sekarang ini. Tapi ada juga beberapa ahli yang percaya bahwa cermin kaca yang dilapisi logam pertama kali dibuat di Lebanon sekitar abad pertama masehi, bukan di Vanesia Italia. 

Pada pertengahan abad ke-17, teknologi membuat cermin dari kaca yang dilapisi ini mulai menyebar ke London dan Paris. Dan di akhir abad 17, cermin sudah dilengkapi bingkai dan menjadi barang mewah yang menhiasi Istana Versailles. Dari sinilah cermin mulai berkembang dan dihiasi oleh berbagai macam bingkai yang menarik. Dari bingkai kayu yang dipahat karya Grinling Gibbons sampai bingkai yang memakai manik-manik. Dari cermin yang ditempel di dinding sampai cermin yang diberdirikan di lantai. Dari yang ukurannya sangat besar sampai ukuran yang kecil dan menjadi barang yang bisa dibeli oleh banyak orang seperti sekarang ini.

Cermin juga tak hanya bisa digunakan sebagai hiasan dan alat berias saja. Bersama lensa, cermin kemudian dimanfaatkan untuk membuat sebuah teropong. Selain itu, pada masa perang cermin juga digunakan sebagai kode rahasia atau alat komunikasi melalui pantulan sinar matahari yang jatuh di permukaannya.


(dari berbagai sumber)

0 comments:

Posting Komentar

 

Twitter Updates