Pemuda Aibon




Suatu sore diriku berniat untuk kumpul dengan teman-temanku karena ada yang harus didiskusikan. Dari Cileunyi motor ku geber ke arah Tanjungsari tapi hujan mulai mengguyur di daerah Jatinangor,

"Mendingan diriku mampir dulu ke rumah tanteku sambil berteduh menunggu hujan reda" pikirku. Yang kebetulan rumah tanteku berada sebelum tempat kumpul dengan temanku.


Begitu sampai di rumah tanteku langsung ku buka handphone, karena tadi sewaktu di motor serasa ada sms masuk. Begitu dicek ternyata betul saja ada sms masuk. Ya sudahlah pikirku lagian ujannya deres banget.

Lumayan lama diriku neduh d rumah tanteku, hampir sejam-an. Sekitar jam 5 sore hujan mulai reda, saatnya pulang takut ntar hujan turun lagi pikirku. Pas mau pulang ada seorang cowok seumuran diriku (sekitar 20 tahunan *mungkin) membeli lem Aibon di warung tanteku. Dengan kaos hitam dan celana jeans hitam yang lusuh dan basah (sepertinya dia kehujanan) dia mengeluarkan uang recehan (koin) sambil menggigil kedinginan untuk membayar lem itu.

Selidik punya selidik kata kaka sepupuku, cowok itu ternyata pengamen yang suka mencari sesuap nasi di bus DAMRI Tanjungsari-Kalapa. Entah bagaimana ceritanya dia bisa sampai di Tanjungsari, karena menurut pengakuannya dia berasal dari Pangalengan Kab. Bandung yang menurut diriku tempat itu lumayan jauh dari Tanjungsari. Dia sempat bercerita, dia udah lama ngamen dari bus ke bus itu dilakukan karena dia tak tahu harus gimana lagi. Dia adalah korban dari ganasnya perceraian.

Katanya, dulu waktu dia masih kecil (tak tahu umur berapa) kedua orang tuanya bercerai. Dia tak tahu harus ikut siapa, dia mau ikut ibunya tapi ibunya tak mau dia ikut dengannya begitu pula dengan ayahnya. Dalam kata lain dia tak diakui oleh kedua orang tuanya. Seharusnya ada hak asuh anak yang jatuh kesalah satu pihak, baik pihak ibu atau pihak ayah. Tapi ini keduanya malah menelantarkannya.

Diriku kurang tahu lebih detilnya tentang dia karena diriku hanya tahu ini dari kaka sepupuku yang sempat ngobrol dengannya.

Semenjak kedua orang tuanya bercerai dia tak punya tempat tinggal tak ada yang mengurus. Sampai akhirnya dia tiba di sebuah pabrik pembuatan lem Aibon. Mungkin dia bekerja disana atau gimana diriku kurang tahu atau dia hanya ikut tinggal di pabrik itu. Namanya juga manusia butuh makan dan minum apalagi dia waktu itu masih kecil, ditambah tak ada uang sepeserpun untuk membeli makanan. Terpaksa dia menghirup baunya lem Aibon hanya untuk menenangkang perutnya yang keroncongan.

Lumayan lama dia tinggal di dekat pabrik lem Aibon itu. Hari tetap berjalan seperti biasa dan dia juga mulai terbiasa menghirup lem aibon setiap hari hanya untuk menahan rasa lapar seperti orang yang kecanduan rokok dan narkoba.

Setiap hari dia bisa menghirup satu sampai dua kaleng lem Aibon. Untuk membeli lem Aibon dan makanannya dia memutuskan untuk mengamen dari bus ke bus dan sampailah dia di Tanjungsari mungkin dia naik bus dari arah Bandung.

Di sini, di Tanjungsari keadaanya belum membaik dia masih menghirup lem Aibon. Bahkan hanya untuk beristirahat malam saja (tidur) dia hanya numpang di teras depan rumah warga di Tanjungsari. Bayangkan bila kita harus tidur di teras depan apalagi sekarang sudah masuk musim penghujan, diriku yang tidur di dalam rumah saja dan berselimut tebal masih merasa kedinginan apalagi ini yang harus tidur di luar rumah (Frozen). Setiap hari ia ngamen di Bus Tanjungsari-Kalapa. Sore pulang ke Tanjungsari dan menghitung uang hasil ngamennya untuk dibelikan lem Aibon.

Miris kah jika kedua orang tuanya mengetahui keadaan anaknya yang dulu mereka tidak akui?

Menurut diriku lebih baik orang yang memperbolehkan dia tidur di depan teras rumahnya dari pada kedua orang tuanya. Diapun tak tahu keberadaan kedua orang tuanya sekarang.

Jujur diriku malu dengan dia, diriku yang masih punya orang tua lengkap tapi tak sekuat dia dalam menjalani hidup ini. Diriku banyak mengeluh ini mengeluh itu selalu mencari-cari alasan dan malas, tapi dia yang ditinggalkan kedua orang tuanya selagi dia masih kecil mampu bertahan sampai detik ini.


Tak bisa dibayangkan jika aku yang seperti itu.


*bagi yang mau membantu orang ini bisa menghubungi diriku




0 comments:

Posting Komentar

 

Twitter Updates